BEM BSA FAIB official website | Members area : Register | Sign in
Selamat Datang di Website Resmi BEM BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

BEM BSA UIN Sunan Kalijaga

Dalam website ini, Anda dapat mengakses berbagai informasi mengenai UIN, FAIB, Jurusan dan BEM BSA diantaranya:

  • Profil, Berita, Agenda, Forum Diskusi dan Staf BEM BSA. Silahkan klik salah satu menu pilihan yang berada diatas halaman ini.
  • Informasi Mengenai Jurusan dan BEM BSA, seperti profil, visi, misi, tujuan, karya ilmiah, aktivitas akademik, Forum Diskusi, kampus, mahasiswa, galeri foto. Untuk lebih jelasnya, silahkan klik salah satu Kategori yang berada di sebelah kanan halaman ini.
  • Apabila ada kritik, saran dan masukan untuk BEM BSA. Anda bisa menghubungi kami langsung secara online dengan mengirimkan pesan ke alamat email atau ke Kantor sekretariat Kami.

Syukron 'Ala Husni Ihtimamikum

IRONI

Minggu, 31 Juli 2011

Share this history on :
KEENGGANAN GENERASI MUDA DEKAT
DENGAN MASJID DAN AL-QUR’AN
Tugas mata kuliah Pengantar Studi Islam
Sebuah fenomena sosial agama yang kini melanda banyak generesi muda saat ini adalah keengganan mereka untuk pergi ke masjid dan membaca al-qur’an .Mereka labih suka nongkrong di mall, warung insternet, persewaan PS, atau di pinggir –pinggir jalan dari pada duduk khusyuk membaca al-qur’an di masjid.sungguh suatu hal yang sangat memprihatinkan.Hal ini harus segera ditanggulangi dan dirumusksn sebuah upaya untuk menyelesaikannya,mengingat generasi muda adalah tumpuan cita-cita.Yang di tangan mereka tongkat estafet perjuangan dakwah ini diserahkan.
Masjid dan al-quran adalah hal dasar yang sangat pentingdalam agama islam.Sebagaimana diketahui masjid adalah poros kegiatan umat islam dan alqur’an adalah sumber inspirasi pergerakan. Antara keduanya memiliki keterikatan yang tidak dapat dipisahkan.untuk dapat meluruskan benang kusut problem ini perlu diuraikan sebab-sebab juga solusi yang dapat diaplikasikan sehingga nantinya akan terwujud suatu generasi yang “hatinya terikat di masjid”.
Berikut ini diantara hal-hal penyebab keengganan pemuda untuk pergi ke masjid dan membaca al-qur’an:
a. Faktor keluarga
Setidaknya ada 2 kesalahan yang banyak terjadi pada linkungan keluarga:
1. Keluarga yang lalai terhadap pendidikan agama.Orangtua tidak memperhatikan seberapa besar anak memperoleh pengajaran agama dan sejauh mana telah diaplikasikan.Mereka merasa cukup dengan menyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan islam.
2. Pengajaran agama yang bersifat kaku dan dogmatic,tanpa diberi contoh yang nyata dalam praktek sehari-hari dari orangtua.Dalam lingkungan keluarga seorang pemuda hanya dikenalkan bahwa sholat itu wajib, hari jum’at harus ke masjid,setelah maghrib wajib mengaji sementara ibu sibuk menonton sinetron.TIdak ditumbuhkan kesadaran dan cinta kepada agama.Sehingga ketika pemuda itu mengaplikasikan, hanya timbul perasaan tertekan ,hampa,dan timbullah anggapan bahwa ibadah itu rutinitas kering tanpa makna yang lama-kelamaan menimbulkan rasa enggan dan rasa bosan.
Keluarga adalah lingkungan awal seorang pemuda tumbuh dan bellajar bersosialisasi.Ia melihat dan belajar dari figur yang ada di sekelilingnya.Dalamlingkungan keluarga juga seorang pemuda mendapatkan pendidikan dasar untuk membentuk pondasi dasar keimanan dan keyakinan.Bila dari awal fase pertumbuhannya tidak dikenalkan,ditanamkan,didekatkan juga ditumbuhkan,kesadaran untuk mencintai masjid,maka ketika ia dewasa pun akan sulit mencintai masjid dan merasakan kebutuhan untuk dekat dengan masjid.
b. Faktor lingkungan dan pergaulan yang buruk
Lingkungan dan pergaulan sehari-hari merupakan godaan yang sangat berpengaruh pada diri seorang pemuda.Karena pada fase ini seorang pemuda secara psikologis cenderung memilih berkumpul dengan teman-temanya diluar rumah dari pada duduk manis menghabiskan waktu bersama keluarga.
Kesalahan dalam memilih lingkungan dan teman bergaul maka akan mengakibatkan dampak negatif dalam aplikasi ajaran agama.Suatu hal yang mustahil seorang teman yang hobi nongkrong di diskotek akan tulus ikhlas mengingatkan temannya untuk sholat di masjid dan mengaji.
c. Pengaruh media massa(terutama media massa elektronik)
Sebagai contoh adalah talevisi dan internet.Godaan yang datang dari dua “kotak aquarium” ini sungguh dahsyat.Acara –acara segmen remaja yang kurang mendidik ditayangkan pada jam-jam yang pada saat selayaknya menjadi jam berkumpul dengan keluarga.dimana pada waktu tersebut adalah kesempatan emas bagi orang tua memberi pengarahan kepada anaknya.Banyak juga acara remaja yang ditayangkan pada jam-jam waktu sholat,yang berakibat enggannya pergi ke masjid.
d. Keadaan masjid yang memprihatinkan dan kegiatan keagamaan yang membosankan.
Sudah bukan rahasia lagi,bahwa masjid –masjid dinegara kita ini sungguh memprihatinkan.Baik dari segi kebersihan tempat ibadah ataupun dari prasarana lain seperti kamar mandi dan lingkungan sekitar.Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan juga keengganan untuk datang ke masjid.Ditambah lagi kegiatan keagamaan yang membosankan,ceramah yang membuat ngantuk,imam sholat yang bacaan tajwidnya grotal-gratul bikin sholat ga nikmat,dan kegiatan-kegiatan lain yang benar-benar membosankan.
e. Serangan ghozwul fikri dan westernisasi
Musuh-musuh islam berusaha menumbuhkan pola piker bahwa bergul dimesir tidak keren, ketinggalan zaman. Mereka berusaha menjauhkan generasu islam dari agamanya. Setelah mereka semangat generasi islam untuk mengamalkan ajaran islam. Berbagai jalan ditempuh, seperti lewat media TV, Internet,dan lain sebagainya. Sehingga saat ini banyak generasi islam yang mengaku islam tapi jauh dari nilai- nilai islam
Masih banyak hal lain yang menjadi sebab keengganan generasi muda untuk duduk demesjid atau bertafakkur mengkaji al-Qur’an. Dan tidak kala penting adalah mencari solusi dan berusaha untuk konsisten berjuang mengembalikan fitroah generasi muda mencintai agamanya diantara solusinya yaitu:
a. Faktor keluarga
1. Pentingnya mewujudkan keluarga yang memahami arti penting penganalan agama sedari dini. Yang membekali generasi penerus islam dengan kesadaran dan cinta akan mesjid dan al-Qur’an. Yang diharapkan tumbuh rasa cinta (kecanduan) untuk dekat akan mesjid dan al-Qur’an. Ada banyak keluarga yang enggan membawa anaknya ke mesjid di karenakan khawatir akan membuat kegaduhan atau menangis. Alasan ini tidak sepenuhnya betul karena pada masa ini anak sedang belajar, belum mengerti benar dan salah. Dialain pihak ada juga keluarga yang hanya bisa memberi instruksi tanpa memberi contoh kongkrit. Orang tua adalah sosok terpenting, figure yang banyak berinteraksi dengan anak. Jikaorang tua hanya JARKONI (Ngajari Tanpa Ngelakoni) anakpun bingung. Di satu sisi anak dilarang dan dilain waktu sang ayah mengerjakan larangannya sendiri
2. Perlunya kesadaran orang tua bahwa dengan memasukkan anaknya pada lembaga islam tidaklah cukup untuk menjadikan seorang anak sholeh yang cinta pada mesjid dan al-Qur’an. Karena anak lebih lama berada di rumah daripada di sekolah
3. Perlunya control terhadap lingkungan dan pergaulan karena hal ini faktor penting dalam penyadaran akan nilai penting mesjid dan al-Qur’an. Dengan kecanggihan teknologi tentu semakin mudah bagi orang tua memantau kegiatan anaknya di luar rumah sebagai orang tua juga perlu mengenali dengan siapa anaknya bergaul dan memberi pengarahan untuk memilih pergaulan yang positif.
4. Perlunya control terhadap media. Control ini dapat diwujudkan dengan pembatasan dan pendampingan saat menyaksikan acara televise. Karena acara yang membawa dampak positif dan negative sangat sulit dipisahkan. Sehingga sebagai orang tua harus benar-benar jeli untuk memilih acara yang cocok di konsumsi atau tidak cara lain yang di tempuh adalah dengan memberi alternative tontonan lewat CD yang lebih muda diatur waktunya.
b. Peningkatan mutu mesjid dengan segenap perangkatnya seperti, meningkatkan kualitas kebersihan, training imam, juga pengadaan kegiatan remaja yang lebih fariatif. Sehingga pola piker mesjid hanya untuk kakek-kakek yang sudah berbau tanah dapat di hilangkan. Pengunjung merasa nyaman di mesjid karena kebersihannya. Shalat terasa nikmat Karena bacaan imam yang merdu.
c. Faktor edukasi, perlunya pemahaman yang benar tentang keutamaan mesjid dan membaca al-Qur’an serta ganjaran yang akan diperoleh. Sehingga menjadi motifator untuk membaca al-Qur’an dan pergi ke mesjid.
d. Faktor ghazwul fikri dan westernisasi. Memperkuat akidah generasi muda agar dapat melawan serangan ghazwul fikri dan dapat menyaring dampak negative westernisasi, globalisasi, hedonism. Sehingga tidak lata mengikuti trend yang sedang berlaku tanpa memperhatikan efek negative dan positif dari trend tersebut.
e. Berdo’a kepada Allah, karena seberapapun besar usaha memperjuangkan islam tanpa izin dan pertolongannya tentu tidak akan terwujud apa yang diharapkan

Semua sebab-sebab dan solusi diatas saling berkaitan. tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya tapi yang paling penting adalah faktor keluarga karena didalamnya seseorang membentuk kepribadian dimasa mendatang.

Laela Nuzulul Azizah
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar