BEM BSA FAIB official website | Members area : Register | Sign in
Selamat Datang di Website Resmi BEM BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

BEM BSA UIN Sunan Kalijaga

Dalam website ini, Anda dapat mengakses berbagai informasi mengenai UIN, FAIB, Jurusan dan BEM BSA diantaranya:

  • Profil, Berita, Agenda, Forum Diskusi dan Staf BEM BSA. Silahkan klik salah satu menu pilihan yang berada diatas halaman ini.
  • Informasi Mengenai Jurusan dan BEM BSA, seperti profil, visi, misi, tujuan, karya ilmiah, aktivitas akademik, Forum Diskusi, kampus, mahasiswa, galeri foto. Untuk lebih jelasnya, silahkan klik salah satu Kategori yang berada di sebelah kanan halaman ini.
  • Apabila ada kritik, saran dan masukan untuk BEM BSA. Anda bisa menghubungi kami langsung secara online dengan mengirimkan pesan ke alamat email atau ke Kantor sekretariat Kami.

Syukron 'Ala Husni Ihtimamikum

Dialog Disuatu Pagi (Essay Bebas)

Minggu, 31 Juli 2011

Share this history on :
Dialog Disuatu Pagi
(Essay Bebas)

Tampak seorang Bapak dan anak gadisnya yang mulai beranjak dewasa, duduk mengitari meja makan sambil menikmati secangkir kopi . “Lha iklan ki mahal lo Bu, …satu kali tayang saja bias puluhan juta,” ujar si gadis sambil meneguk segelas kopi.
“La mereka dapat uang dari mana?” ujar Si Ibu yang mondar mandir menyiapkan sarapan.
“Yach kalo sabun, odol ma semua produk pabrik tuh biaya iklan ditanggung sing tumbas no Bu,…. Kalo pabrik yang nanggung, yo bangkrut”.Si gadis menimpali.
“Lha kok Enak banget, andekno petani kok ra iso gawe rego dewe, ket mbiyen rego gabah yo semono-mono wae”. Bapak pun urun suara.

Dialog diatas tampaknya ringan sekali. Suatu dialog di pagi hari yang biasa dilakukan sambil menunggu sarapan. Dan saya pun tidak ambil pusing.
Baru satu minggu setelahnya apa yang diucap bapak hinggap di otakku dan menjadi bahan renungan.
Realitas yang terjadi memang begitu adanya. Mereka tidak pernah dapat menentukan sendiri harga produk-produk mereka. Baru segelintir petani Indonesia yang mampu hidup makmur dari hasil pertanian. Kebanyakan petani di Indonesia adalah petani kecil yang tidak mempunyai sawah sendiri. Andaipun punya tidak sampai setengah hektar dan yang tidak cukup untuk menafkahi keluarga.
Aku berfikir, pantas saja tak banyak dari generasi muda yang bercita-cita sebagai petani. Mereka dihadapkan pada ketakutan terhadap masa depan. Realitas menceritakan bagaimana mirisnya nasib petani ketika musim panen dating, usaha, kerja keras seolah tiada artinya. Komoditi yang mereka tamam, jatuh dipasaran.
Sebenarnya mereka mempunyai cita-cita sama dengan yang lain, ingin hidup layak, atau setidaknya ingin menyekolahkan anaknya.
Pada musim pemilu 2009 , ketika para calon pejabat mengobral janji sembako murah, sekolah gratis, Bapak berucap,”Semua orang ingin sembako murah, beras murah, kalo itu terjadi, kita yang jadi korban”.
Akupun semakin merenung dan bingung , apa yang dapat aku perbuat.

Nama : Laela Nuzulul A.
Jurusan:BSA/semester I
NO Hp : 085283897995
Alamat : Jln. Lampar No 19 Papringan
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar