sajak-sajak Hibat Nahwa

KOTAK TAI
Senja ini saksinya
Bahwa kan kumulai menumpah ruahkan-
satu hidupku disetiap sudut malamNya
Tuk jadi sekotak perenungan ditiap desahan hari
Agar tak lampaui batasan dan melupa pada langkah awalku
Kenapa????
Karena ku perempuan yang mudah lena
Tak bisa tempatkan rasio dan rasa
Ah…. Halimah…..
Kenapa kau ini???
Pandang ke depan
Jangan kau toleh EMPEDU menjijikkan itu.
Persetan dengan semuanya!!
Tai!
Tai!
Tai!!!!!!


24 Okt ‘10



FATAMORGANA NOSTALGIA
Tiga kehidupan kembali pada fase lalu
Dengan angin dan desahan tak serupa
Desauan angin taman akademik jadi bersiul
Memperhatikan kita bertiga dalam dunia asing
Ah,,,, Kau memang hebat
25 Okt ‘10

















LORONG ILMU
Janji bertemu
Tapi bukan di depan menara Eiffel
Ya sudah, antara Madinah dan Australi saja, Kataku.
Kita tersenyum
26 OKT ‘10
KENANGNYA
Merapi batuk, kata mbah Marijan.
Batuk bukan sekedar pasir dan abu
Wedus gombele mettu.
26 OKT ‘10
TEMU RINDU
Lama kau pun ikut error
Jadilah ku tak bisa berkisah padamu
Tapi kata terlambat bukannya tak harus selalu bertahta??
Karena kan ku bisiki “ Kisahku di Santan bertengger di bibir putihnya rayon”
Dan bingung sedang menjahiti tubuh dan otak
Antara bersemedi atau bersua....
09 November ‘10
Wuih.... panjang jedanya

REMBANG
Tentang air mata yang lelap
Membasahi sajadah biru
Langitpun ikut terkantuk
Mendera picisan bintang pagi

Fajarnya mengabur
Subuhnya berteriak
Mengikuti gelombang malam yang memang hanya milikNya
Dan bulan hanya terpaku menyaksikan

25 november ‘10








Pasca bisikan Aloka Rendra

Sore aduan ini menggelinjang
Tak hanya dalam pikir Bangsa
Namun perut dan puting susuku juga menggelinjang kaku
Fana sudah Bapa yang ku cinta
Hampa sudah mama aloka yang tersayang
Hanya bibit sajaknya kini bercengkrama dengan anakmu ini
Titipkan padaku segala kesanggupan Bapa
Tugaskan padaku rahasia Mama
Dalam bait sajak yang mungkin bisa kucipta
Untuk Indonesia.....
27 november ’10 HibatNahwa yang tegak dalam baris barisan kasih kata