BEM BSA FAIB official website | Members area : Register | Sign in
Selamat Datang di Website Resmi BEM BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

BEM BSA UIN Sunan Kalijaga

Dalam website ini, Anda dapat mengakses berbagai informasi mengenai UIN, FAIB, Jurusan dan BEM BSA diantaranya:

  • Profil, Berita, Agenda, Forum Diskusi dan Staf BEM BSA. Silahkan klik salah satu menu pilihan yang berada diatas halaman ini.
  • Informasi Mengenai Jurusan dan BEM BSA, seperti profil, visi, misi, tujuan, karya ilmiah, aktivitas akademik, Forum Diskusi, kampus, mahasiswa, galeri foto. Untuk lebih jelasnya, silahkan klik salah satu Kategori yang berada di sebelah kanan halaman ini.
  • Apabila ada kritik, saran dan masukan untuk BEM BSA. Anda bisa menghubungi kami langsung secara online dengan mengirimkan pesan ke alamat email atau ke Kantor sekretariat Kami.

Syukron 'Ala Husni Ihtimamikum

Alle dan Seorang Pengemis Tua

Sabtu, 23 Juli 2011

Share this history on :
Alle dan Seorang Pengemis Tua

Panas matahari yang menyengat membuat Alle mempercepat langkahnya. Cuaca hari ini bener-bener tidak mau diajak kompromi, Mau minum “puasa”! Mana dikampus dosen njelasin materinya muter-muter kaya gilingan semen, bikin kepala tambah nyut-nyutan. “Ya ampun ….. panas sekali “ gerutu Alle dalam hati. Bawa payung, oooo…bukan gue banget! Ih dech. Ya Allah panas banget, Ya Allah, kenapa engkau turunkan panas sedasyat ini? Apakah dosaku dan dosa saudara-saudaraku yang memenuhi angkasa raya sehingga ultraviolet memantul kepadaku”.Alle kembali menggerutu.
Tiin-tin…..Tet-tet…..macet lagi-macet lagi. Uh ampun! Tambah pusing aja. Ah bodoh amat, yang penting cepat sampai rumah. Muka jutek, senyum buat mbah yang diujuang gang dirapel aja sama besok pagi. Moga aja si embah juga kepanasan, so dia ngumpet di pojok rumah joglonya. Mbah maaf ya, siang ini Alle izin ngak setor senyum sama mbah he…he. Alle berdialog sendiri dalam hati.
Alle semakin mempercepat langkahnya, yang ada di pikirannya pulang, sholat, trus bobok nunggu Ashar. Motor mobil berlalu-lalang saling mendahului seolah-olah mereka juga enggan mendidih dibawah terik panas matahari. Alle terus berjalan menunduk sambil menghitung langkah.
Ups…..Hampir lupa, beli roti dulu buat ta’jilan nanti. Dimakan sambil minum es jeruk nanti, Subhanallah nikmatnya. Tanpa sadar Alle menelan ludah. Iapun mempercepat langkah, di ujung pertigaan ia membelok menuju toko langganannya. Tak sengaja matanya tertuju pada seorang pengemis tua. Dia mengenakan sarung kotak-kotak yang sudah lusuh. Bajunya pun tak beda lusuhnya dengan sarung yang ia pakai.
“Allah terima kasih Engkau berikan aku engkau berikan semua nikmat ini, aku bisa sekolah bisa berpakaian pantas, bisa makan tanpa harus meminta-minta” Alle merangkai kata dalam hati.
“Nah ni saatnya belajar shodaqoh, Kan shodaqoh menghapuskan dosa. Moga-moga aja udara agak sejuk dengan berkurangnya dosaku”. Alle mengaduk-aduk isi tasnya. Ia mencari selembar uang seribuan yang sempat ia selipkan sebelum ia berangkat kuliah. “Nah… ni dia,”. “Lha…. bapaknya tadi mana?” Alle pun menengokkan kepalanya seperti ketika senam. Tapi pengemis itu sudah tidak nampak. Alle pun bergegas masuk ke toko. Ternyata bapaknya tadi sedang menukarkan uang recehnya di toko tersebut. “Ntar aja ah, bapaknya sedang sibuk menghitung uang dollarnya.” Alle berguman .
Alle pun sibuk memilih sepotong roti dan beberapa bungkus coklat. Tanpa disadari Si Bapak tua tadi sudah keluar dari toko. “Lho…. Bapak tadi mana? Alle mencari sosok yang hendak dibantunya. Ia pun segera membayar dan keluar. Ia mencari-cari bapak tua. Ia tidak menemukan walaupun ia telah memutar-mutarkan pandangannya diujung ujung jalan. “Bapak itu cepet banget sich jalannya, atau mungkin di rumah sebelah kali ya…..di tunggu ah” pikir Alle. Di tunggu beberapa lama tak juga muncul. “Tadi itu manusia beneran atau bukan? Tapi masa ada jin di siang begini……”. Setelah ditunggu tak kunjung muncul, Alle pun berjalan pulang. Ia pun lupa panasnya siang itu, Ia lupa betapa ia segera ingin tidur. Yang ada dibenaknya hanya pengemis tua yang raib tanpa jejak.
Lima puluh meter lagi sampai rumah,”Yah belum rizki bapaknya kali. Toh shodaqohkan ngak harus uang.Wah malu tadi dah niat jelek ngak mau senyum sama Embah. Untungnya Embahnya tidak ada di teras rumah”. Alle kembali merenung.
Lima meter sebelum halaman. “Wah kebetulan” terdengar suara tetangga yang biasa dipanggil Budhe Lies.”Sugeng siang Budhe, ada apa dhe?” Alle pun tersenyum sambil berbalik. “Nih buat buka ya!” Budhe menyodorkan tas kresek berisi gorengan yang masih hangat. “Masya Allah, matur nuwun, kok jadi budhe repot-repot gini”Alle merasa tidak nyaman.”Ndak papa. Biar Budhe juga kecipratan pahalanya, dah Budhe masuk dulu”.” Iya Budhe, sekali lagi matur suwun. Alle pun masuk rumah sambil berfikir, “Dari mana Budhe tau kalau aku puasa?” Allah inikah balasan yang Engkau berikan, hanya untuk sebuah niat yang belum terlaksana. Alangkah Pemurahnya Engkau Wahai Dzat Yang Maha Penyayang.


Nama : Laela Nuzulul Azizah
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

0 komentar:

Posting Komentar